Reformed 21, 8 July 2018 | Pdt. Billy Kristanto
Lukas 10 : 13 -24
mengkontras 2 Kota” yang penuh dosa, Tirus dan Sidon adalah kota yang deserted dari perkenanan pada Tuhan, tapi bila mereka melihat mukjizat” Tuhan (Which they do not), mereka akan tetap percaya.
Tapi kedua kota, walaupun satu lebih baik, tetap akan menghadapi penghakiman.
Murid” kesusahan kapan mengekspresikan kasih atau kutuk
Kegagalan kita adalah saat seharusnya memberitakan sabda bahagia, kita malah memberitakan sabda celaka, dan sebaliknya.
Saat kita melayani, penolakan dan penerimaan kita adalah penolakan dan penerimaan pada Tuhan.
Kalau kita jadi dingin oleh penolakan dan semangat karena penerimaan, berarti kita tidak melayani Tuhan melainkan melayani perasaan kita sendiri.
Kita harus hati” ketika kita lebih sensitif dengan orang menerima kita dibanding orang menerima Kristus di dlm kita.
Pelayanan penyangkalan diri yang sejati adalah saat kita tidak membatasi penyataan Kristus dalam hidup kita dengan sensitivitas perasaan kita.
(17-20)
“setan takut kepada kami demi namaMu”, setelah murid” selalu gagal mengusir setan dan Yesus sendiri yg harus melakukannya, pertama kali mereka berhasil, mereka sangat bahagia
Tapi Yesus berkata, Sukacita pekerja Allah bukan karena setan” takut, itu hal biasa, tapi hal yg extraordinary adalah nama kita terdaftar di sorga.
Pelayanan kita bisa ditolak, bisa diterima, tapi daftar nama di sorga tidak pernah berubah, sehingga itulah dasar sukacita yang terus menerus.
Sukacita terbesar selalu berbanding terbalik dengan dukacita terbesar.
Kalau kebenaran Firman Tuhan menyatakan bahwa sukacita terbesar kita adalah nama kita terdaftar di sorga, berarti seharusnya dukacita terbasar adalah keterpisahan dari Allah, kehidupan dalam dosa.
Kalau kita mendasari kebahagiaan kita dengan hal” yang tidak everlasting, maka dukacita kita pun tidak terjamin untuk become prevented as a result of sukacita.
(21-24)
Yesus berbahagia karena kebijaksanaan Allah menyatakan bahwa orang” yang miskin lah yang berkenan pada Tuhan, bukan yang kaya. (Theology of the Cross)
Yesus memperkenalkan dirinya tidak untuk menarik orang” yang paling pandai kaya, dsb., tapi kepada orang” yang miskin dan rendah bagi dunia
Di sistem sosiologi kerajaan Surga, terjadi keterbalikan dengan sistem dunia.
“Miskin” dlam aspek spiritual dan penghayatan. Orang” yang menghayati kelemahan dirinya dan Bahwa hanya Tuhan yang mampu menolongnya.
Ada orang” miskin materi tapi di dalam hati kaya dan merasa mampu.
Kenapa orang ‘ miskin’ berkenan kepada Tuhan?
Karena orang” ini lebih reseptif kepada Firman Tuhan dan rela melepaskan keterikatannya dengan hal” duniawi.
orang” Kaya sulit untuk merasa perlu ditolong oleh Tuhan karena merasa terlalu cinta pada hal” yang ia miliki.
Hidup yang paling menakutkan adalah merasa fully independent dan tidak membutuhkan bantuan dari siapapun.
Dewasa bagi Dunia Adalah independent, dewasa bagi Allah Adalah dependent.
Manusia yg dewasa di dalam Allah adalah manusia yang merasa begitu lemah dan tidak bisa hidup tanpa belas kasihan Allah.
Kedaulatan Allah seharusnya menjadi penghiburan terbesar di dalam hidup kita.
Yesus memuji Tuhan saat tidak ada orang yang menerima Yesus sebagai Anak, dan Bapa sebagai Anak, karena Yesus mengetahui kebijaksanaan ilahi Allah yang tidak pernah keliru.
Pelayanan kita bukan mengemis menggaet orang untuk masuk ke Sorga, melainkan untuk memilah” orang yang di dalam kedaulatan Allah, dipilih sebagai umatNya.
Kedaulatan ada pada Tuhan bukan pada kita.
Ketika kita telah melakukan bagian kita, Kedaulatan Allah adalah satu”nya penghiburan kita, bahwa apapun hasilnya, itulah hasil yang terbaik menurut kebijaksanaan ilahi Allah.
Waktu kita (Kairos) adalah saat ini, kita melakukan hal yang berkenan bagi Tuhan seperti saat terakhir hidup kita. Karena Tuhan yang berdaulat memberikan kita momentum yang tidak bisa kita stretch.
Kita tidak punya durasi (Kronos) melainkan momentum (Kairos), kesempatan langka yang diberikan Tuhan kepada kita.
Karena itu perbuatlah hal yang berkenan pada Tuhan di setiap kesempatan yang kita peroleh dari Tuhan.
Kesempatan untuk beribadah, melakukan hal benar, dll.
Comments