top of page
  • Writer's pictureCS Setiawan

Shema: Dengarlah


GII Puri (Keb. Doa), 19 September 2018 | Ev. Erick Susanto



Israel adalah bangsa yang besar, dan mungkin bangsa yang paling dikenal sepanjang masa. Tapi kita tau bahwa nenek moyang dari bangsa ini adalah sepasang suami Istri yang mandul, yang tidak punya anak sampai usia 100 annya.


Bangsa israel ini juga adalah bangsa yang berdosa, yang mempunyai konsep Allah yang salah. Mereka selalu berada dalam kejatuhan yang sama, yaitu penyembahan berhala. Mereka tidak terbiasa dengan Allah yang tidak terlihat. Mereka membuat patung yang ‘melambangkan’ Allah.


Mereka sangat membutuhkan sesuatu yang dapat mereka lihat, dapat mereka raba, untuk mereka sembah. Karena mereka sudah dipengaruhi oleh bangsa mesir yang memperbudak mereka selama beratus” tahun. allah bangsa mesir adalah allah yang bisa dilihat, dan Israel yang melihat mesir sebagai bangsa yang maju, mereka berpikir bahwa allah” itulah yang lebih menjanjikan.


Apa yang terjadi akhirnya?

Akhirnya Tuhan menghukum mereka. Tuhan membiarkan mereka mengembara 40 tahun di padang gurun, sampai orang” di generasi pertama Sudah mati semua sebelum bisa masuk ke tanah perjanjian.

Kitab ulangan ditulis oleh Musa: mengulang kisah generasi pertama ini kepada generasi kedua. Dikisahkan pada akhir” hidup Musa, saat ia tau bahwa dirinya pun tidak akan bisa masuk ke dalam tanah perjanjian.

Bagian paling central yang dikisahkan Musa pada generasi kedua adalah Ulangan 6:4-6. Bagian ini dikenal dengan “Shema Yisrael”. Yang merupakan doa paling penting dalam tradisi orang yahudi.


Dengarlah, hai Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu Esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu.”

Bahkan “Shema Yisrael” ini dikutip Yesus sebagai ‘the first commandment’

Musa ingin mengingatkan generasi kedua, agar mereka tidak terjebak oleh polyteisme bangsa mesir, seperti israel generasi pertama.

Arti dari ayat ini adalah Tuhan itu Hanya satu, dan hanya satu Tuhan itulah kepadaNya kita harus menghamba. Tuhan yang adalah Esa, mengasihi kamu, karena kamu adalah umat Covenantal.

Tuhan itu hanya satu, Karena itu kamu harus mengasihiNya dengan seluruh hidupmu.


Kata Shema artinya: Dengarlah, bahkan terlebih lagi: pay attention; focus on; dan respond to.

Dalam sudut pandang Tuhan ketika Tuhan mengatakan ‘Shema’, ia ingin umatnya memelihara perintah Tuhan pada mereka. Listening means keeping their covenant.

Dalam Bahasa ibrani, ‘Shema’, berarti listening, and doing. Real listening that takes action.

Karena itu Musa ingin bangsa israel untuk mengingat betapa pentingnya perintah ini. Dan ia ingin perintah ini diwariskan turun temurun pada generasi selanjutnya. Musa tahu, harus ada orang yang mewariskan kebenaran ini.


Siapakah orang ini?

Ulangan 6:6-9, 20-25 mengatakan, hal ini menjadi tanggung jawab setiap orang tua, dan orang” yang akan menjadi orang tua.

Parents are the agents of God to pass on this ‘Shema’, dalam keluarga mereka masing”.


Ketika kita menyampaikan kebenaran Firman Tuhan kepada keluarga, itu adalah proses belajar (Sanctification) di hadapan Tuhan, karena itu adalah perintah Tuhan yang harus dilakukan. Baik oleh orang yang menyampaikan maupun yang menerima.

2 unsur penting dalam proses belajar:

  1. Kesabaran

  2. Ketekunan

Pembelajaran Firman Tuhan tidak pernah boleh berhenti. Tuhan menginginkan siklus pemuridan bagi perintah ini.

121 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page