top of page
Writer's pictureCS Setiawan

Faith Begins at Home

GII Puri (Keb. Doa), 12 Sept 2018 | Ev. Yeremia Christofen


Harta warisan yang terpenting untuk anak” kita adalah ‘spiritual legacy’. Di tengah dunia yang begitu berat dan penuh kesesatan, inilah satu-satunya jaminan yang bisa dipegang oleh anak” kita, untuk memperoleh hidup yang baik.

Cardinal Angelo mengatakan ‘Maria adalah Wanita yang agung dan berkerohanian baik, bukan karena Maria sendiri, tapi dibaliknya adalah ajaran orang tua yang benar.’

Faith doesn’t only begin at home but also continues at home.

Anak Muda sangat rentan untuk terpengaruh dengan lingkungan dan arus dunia. Karena itu orang tua harus terus-menerus mewariskan kerohaniannya. Kadang kita berpikir bahwa gereja cukup untuk menjadi wadah pembelajaran rohani. Tapi sebenarnya the real education starts at home.

Bagaimana keluarga menjalankan peran rohaninya di rumah?

  • Mengajar Firman Tuhan

Ulangan 11:19 mengatakan orang tua haruslah mengisi anak” nya dengan tulisan” itu (Firman Tuhan) saat berbaring, duduk, bangun. Setiap saat. Kesibukan bukanlah alasan untuk kita mengabaikan perintah Allah.

Prinsip yang harus dipegang adalah: Mengajarkan Firman Allah kapanpun keluarga bersama.

Ulangan 11:19 juga menunjukkan bahwa pengajaran Firman Tuhan adalah sesuatu yang relevan dan normal sehari”. Alkitab mengajar kita bahwa Tuhan menuntun kita setiap hari secara aktif, dan tidak akan pernah meninggalkan kita.

Cara paling efektif untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak bagi orang” awam adalah dengan menceritakan pengalaman hidup bersama Allah. Seorang psikolog mengatakan ‘We are created for stories’. Dan cerita” inilah yang akan membekas dalam pikiran anak”.

  • Menghidupkan Firman Tuhan

Meski instruksi firman Tuhan adalah instruksi yang penting, keluarga juga harus menjadi contoh gaya hidup Kristus. Wajib bagi keluarga menjadi wadah bagi anak bisa melihat Allah di dalamnya. Keluarga harus merefleksikan Allah.

Ul 11: 18 - 21 Hendaklah tulisan ini bukan Hanya muncul di mulutmu, melainkan di hatimu, dituliskan di dahimu, di pintu rumahmu,.. Bangsa israel jaman dahulu menuliskan simbol” di rumah dan di dahinya agar menstimulasi anak”nya untuk bertanya”.

Sesungguhnya, hidup kita adalah simbol terbesar yang ada di keluarga, yang akan menstimulasi anak” untuk bertanya”, ‘Mengapa hidup orang tuaku tidak sesuai dengan cerita yang aku dengar?’

Anak” sering gagal menangkap ajaran orang tua, tetapi mereka tidak pernah gagal mengimitasi orang tua.

“God has no grandchildren”

Yang bisa masuk ke dalam Rumah Tuhan dengan keluarganya hanyalah anak” Tuhan. Artinya, Iman orang tua tidak bisa diwariskan kepada anak. Anak harus mempunyai imannya sendiri.

14 views0 comments

Recent Posts

See All

コメント


bottom of page