GRII Bandung (P3R), 28 Juli 2018 | Vic. Edward Oei
Manusia adalah ciptaan yang bergantung pada Allah. Celakanya karena dosa, manusia hidup di dunia ini sulit untuk mengetahui bagaimana seharusnya dirinya bertindak sebagai ciptaan Allah. Bahkan manusia tidk mengenal hidupnya sendiri.
Untuk bisa enjoy and love life, manusia perlu mengenal tujuan hidup dirinya, yang dikontrol oleh'sumber kebahagiaan dan keindahan itu sendiri.
1. Hidup manusia terdiri dari tubuh dan jiwa yang saling mempengaruhi
Both tubuh dan Jiwa manusia yang mempunyai konsep nilai. Kenapa? Karena Tuhan menciptakan manusia sebagai suatu keutuhan
Enjoyment yang ada harus dirasakan bukan dengan jiwa saja. Tapi tubuh juga. Barulah manusia dapat mencapai kepuasan tubuh dan jiwa.
2. Hidup manusia diikat dalam ruang dan waktu yang ada.
Yang perlu dilakukan adalah menguasai ruang sebanyaknya dengan waktu seirit mungkin.
Manusia pada saat ini terikat di ruang yang sangat sedikit dalam penghabisan waktu yang banyak.
3. 'Relasi' merupakan kunci dari keberadaan tubuh dan jiwa di ruang dan waktu tsb.
Kesadaran akan hubungan antara diri sendiri dengan sang pencipta, antar sesama manusia, dan alam yang melayani kami sebagai manusia.
Relasi ini akan memberikan “enjoyment” yang sebenarnya.
Relasi ini seharusnya menjadi ikatan yang merelatifkan ruang dan waktu, tubuh dan jiwa, karena kita sungguh mendalami dan menikmati relasi ini.
Segala kenikmatan yang di dalam hidup manusia tidak akan mencapai puncaknya kalau tidak berada dalam relasi ini.
Relasi yang akan menyatukan ruang dan waktu, tubuh dan jiwa, untuk menyatakan keberadaan kita sesungguhnya.
Relasi ini tidak boleh ada yang lain selain relasi dengan Kristus.
Setiap enjoyment yang kita rasakan tanpa berada di dalam relasi dengan Kristus merupakan perebut dari kemuliaan Allah.
Karena sebegitu besarnya Tuhan melayakan kita untuk dapat mencintai Dia.
Kenapa kita bisa menikmati apapun kalau berada di dalam relasi ini?
1. Hati kita berada bukan di kenikmatan dunia, tetapi terpaut di dalam kemuliaan Tuhan
> Kita percaya bahwa Allah yang baik sedang bekerja di dalam Dunia kita.
Permasalahan yang kita alami tidak terdefinisi sebagai penderitaan. Tapi kita menikmati proses kita dalam menggenapi rencana Allah.
Cara pandang kita bukan lagi suka atau tidak suka, melainkan hati. Kita yang terus memandang pada kehendak dan rencana Tuhan di dalam hidup kita.
Apa yang akan kita perbuat dengan hidup kita saat hati kita terarah pada Tuhan?
Kalau saya jatuh cinta pada Tuhan, apa yang akan saya kerjakan?
2. Kita sadar akan keterbatasan diri kita sebagai manusia. Kemampuan, waktu, ruang kita sangat terbatas.
> Kita tau bahwa Tuhan Sudah memanggil kita untuk melaksanakan Tugas” gereja.
Mengetahui bahwa kesempatan kita sangat terbatas, (karena keterbatasan diri kita), apakah kita akan mengulur” waktu, ruang, kemampuan kita?
Dari hal” yang kita prioritaskan akan terlihat dimanakah hati kita berada?
Apa yang akan kita prioritaskan sebagai pekerjaan yang harus didahulukan?
3. Kita dapat menilai bahwa hal” yang berkaitan dengan Allah jauh lebih penting dengan hal” dgn sesama kita, dan dgn hal” yang dengan diri kita sendiri.
Kalau kita bisa menukar hidup kita, tubuh, jiwa, ruang waktu, dan relasi keberadaan kita, demi uang, berarti kita sedang membuang” hidup kita.
> Yang perlu kita lakukan adalah membawa hidup manusia yang kompleks ini untuk menggenapi rencana Tuhan bersama saudara” kita.
Pada akhirnya, yang akan membuat kita merasakan enjoyment yang sebenarnya, kita harus terlebih dulu terutama merasakan relasi dengan Kristus.
Dengan demikian apapun yang terjadi dlm hidup kita akan kita lihat sebagai berkat dari Kristus, agar kita dapat menggenapi rencanaNya dalam hidup kita.
Bagaimanapun karena keterbatasan manusia kita tidak bisa melihat secara utuh apa rencana Allah menggenapi kerajaannya?
Karena itu, Saat kita sedang menjalani proses ini, kita terus membuka kepekaan kita akan intervensi dari Allah yang selalu bisa membelokkan rencana kita.
3 Fungsi manusia: Raja, imam, dan nabi.
Raja = sebagai pengontrol hidup bahwa kita tidak boleh terlena dengan present dan selalu memanage kepekaan.
Imam = sebagai seorang makhluk yang setia. Ketika kita mengerti hal” yang bernilai dalam hidup kita, kita tidak bosan untuk terus melakukannya lagi dan lagi. Seumur hidup kita melayani Tuhan.
Nabi = yang selalu siap untuk menerima suara Allah. Yaitu intervensi yang mungkin sangat berlainan dengan rutinitas yang biasa kita mengerti.
Dengan demikian kita dapat menikmati dan mencintai seluruh hidup kita sebagai manusia yang berkenan di hadapan Tuhan.
Comments