top of page
Writer's pictureCS Setiawan

Christian worldview - Doktrin Kristus

Updated: Aug 12, 2018



 

GRII Fires,20 July 2018 | Vic. Edward Oei

Allah = Absolute personality

Manusia = covenantal personality

  • Pengikut Kristus menghadirkan pribadi yang tercipta dari ‘convenental relationship’ dengan Allah.

Manusia bukan ‘pribadi authentic’ sendiri, melainkan pribadi yang bisa tercipta melalui relasi dengan Kristus.

Kristus adalah satu”nya mediator kepada yang kita sembah, yang benar atau salah?

Kalau kita tidak melalui Kristus yang benar, kita akan mencapai Allah yang salah.


Kristus bukan Hanya datang untuk menyelamatkan kita supaya kita mati masuk sorga, melainkan Kristus hadir untuk mengarahkan hidup orang itu kepada Allah yang benar.

“Tidak akan ada seorangpun yang datang kepada Bapa selain melalui aku”


1. Bagaimana kita melihat Kristus? (Theological)

Ketika kita melihat hanya satu sisi, bukan Kristus yang sejati, kita akan gagal melihat Kristus. Dan akhirnya kita akan gagal sampai kepada Allah.

Ketika kita melihat Kristus sebagai Allah yang maha kasih saja, kita gagal melihat dia sebagai Hakim yang agung.

Ketika kita melihat Kristus sebagai Allah yang adil saja, kita gagal melihat dia sebagai Allah yang sangat mengasihi kita.


2. Bagaimana Perjanjian relationship dengan Allah? (covenantal)


Covenantal kekal Allah tritunggal:

  • Allah Bapa memuliakan Anak, Anak memuliakan Roh Kudus, Roh kudus memuliakan Bapa,

  • Bapa memuliakan roh kudus, Roh kudus memuliakan anak, Anak memuliakan Bapa.

Dengan perjanjian inilah terjadi segala fenomena yang ada. Termasuk fenomena di dunia sejak penciptaan hingga sekarang dan nanti.


Di Dunia ini,Bapa melalui Anak, memisahkan kambing dengan domba, dijalankan Oleh Roh Kudus.

Pada akhirnya yang telah dipilih ini berbagian dalam covenant agung.

Kerohanian manusia dijamin oleh perjanjian kekal Allah tritunggal. Karena itu keberadaan kita tidak mungkin bergeser ato berevolusi.


Sekali kambing tetap kambing, sekali domba tetap domba.

Kenapa? Karena kita bukan memilih melainkan dipilih oleh Allah yang kekal.


Kalau kita melawan Allah, itu bukan karena kita memilih demikian melainkan karena kita dari awal tidak pernah bertemu dengan jalan Allah.

“Kalau saya domba saya tidak perlu ngapa”in dong?”

Domba yang sebenarnya tidak akan berpikir begitu. Tapi akan berpikir:

  1. “Keberadaan saya sebagai domba ini diberikan sejak sebelum saya lahir, sebelum saya melakukan apapun. Artinya ini adalah anugerah total. Karena itu saya tidak boleh bermain” dengan anugerah itu.”

  2. “Keberadaan saya sebagai domba ini mempunyai harga yaitu anak Allah harus turun dari glory, disiksa, dipermalukan, dibunuh.”

3. Bagaimana sikap kita yang mencintai Allah? (Redemption)

Orang yang Sudah melihat Kristus yang sejati akan menyampahkan Dunia dan selalu mengejar covenant (perjanjian) dari Allah ini.

Kenapa? Karena orang itu bisa melihat bahwa Kristus adalah yang paling indah.

Seperti laki” yang tertidur tidak pernah melihat manusia lain, ketika terbangun melihat perempuan, satu” nya yang ia akan cintai adalah perempuan itu.


Cinta Kepada Tuhan seharusnya: tidak bersyarat, tidak terbatas, tidak manipulatif.


Orang yang Sudah melihat Kristus yang sejati, akan terpaku pada terangnya itu sampai sekeliling kita tidak lagi terlihat.

Semua orang yang mengikut Allah harus membuang seluruh kepunyaan duniawinya dan hanya menginginkan Allah.


Yesus telah melakukan hal ini. Ia melepaskan tahtanya, martabatnya, prestigenya, kesejahteraannya, karena mencintai Bapanya.


4. Bagaimana kita diselamatkan? (Salvation)

Allah adalah kasih yang sebenarnya yang mengajarkan pada kita melalui keselamatan. Allah tidak akan gain anything from humans through the suffer he go through for salvation. Tapi Allah mau menyelamatkan kita.


Seluruh keberadaan kita mengikuti kehendak dan rencana Allah untuk pada akhirnya mewahyukan bahwa dia adalah Allah kita kepada dunia ini.

5. Bagaimana relasi intrapersonal kita sebagai bagian tubuh Kristus?

Kita adalah bagian tubuh Allah sebagai gereja. Relasi intrapersonal yang mengikat kita dalam mengambil seluruh keputusan hanya KEHENDAK ALLAH.


Dalam diri kita sendiri sebagai bagian tubuh Allah, ketika kita bergumul dengan diri kita, seluruh pertimbangan adalah bertujuan kepada KEHENDAK ALLAH.

Dalam persekutuan, apakah yang mengikat kita adalah pergumulan yang sama mengenai kehendak Allah? Atau yg membuat kita terikat satu sama lain adalah kedekatan, kebersamaan makan”, games, dll?


Perlu diingat bahwa:

Seluruh Dunia akan berubah. kecantikan, kesejahteraan, trend, semua akan berubah. Yang absolute hanya kebenaran Allah.


Ikatan intrapersonal ini seharusnya selalu bergumul untuk mencari KEBENARAN (yaitu Allah sendiri) dan bukan untuk mencari PEMBENARAN

Sesuatu yang dibangun bukan dalam ikatan kebenaran mungkin akan cepat bertumbuh tapi pasti akan jatuh. Tapi yang dibangun diatas kebenaran akan pelan” tapi kokoh.


Apakah Kristus yang kita kenal membawa kita kepada Allah (Theological)?


Apakah Kristus yang kita kenal membawa kita seturut perjanjian Allah (Covenantal)?


Apakah Kristus yang kita kenal membuat kita menyampahkan dunia (redemption)?


Apakah Apakah Kristus yang kita kenal membawa kita untuk mengasihi seperti Kasihnya dalam keselamatan kita (Salvation)?


Apakah Kristus yang kita kenal membuat relasi intrapersonal pribadi, persekutuan, maupun gereja kita jadi berdasarkan pada kebenaran (Intrapersonal)?

2 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page