top of page
Writer's pictureCS Setiawan

Retreat GII HIT Puri

Updated: Jun 2, 2018

1 Juni 2018 | Pdt. Samuel Wahyudi


 

Sesi 1 - Solid Core

Kej 4:3-5
  • Kain: the servant of the land, bekerja sekuat tenaga tapi untuk kepuasan dirinya (self actualisation)

  • Habel: the servant of the Lord, bekerja keras supaya Tuhan puas atas hidupnya. Hasrat ilahi dipuaskan (Spirit actualisation)

Filipi 4:12-13 :
“Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.”
“ Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Soren Kierkegaard:

“Allah tidak dapat dijangkau dengan panca indera, namun bisa kita alami.”


Keputusan ada yang berdampak sementara (e.g., salah makan, salah Potong rambut), ada yang bersifat long term (salah pilih pasangan hidup, salah pekerjaan,..)

Salah pilih iman, dampaknya kekal.


Bagaimana kita mengambil keputusan?

Tahap pengambilan keputusan:

  1. Estetis: suka/tidak suka

  2. Etis: norma yang mengatur/mengikat

  3. Religius: apakah keputusan saya, Tuhan berkenan terhadapnya?

Tahap Religius: hidup Rohani yang benar menghasilkan buah, yang bila orang lain memetiknya akan merasakan Berkat Rohani kita


Buah hidup rohani:

  1. Apakah kita bisa menerima keberadaan diri kita? Kita ada di Dunia ini karena ada orang lain, Allah ada di Dunia ini karena sebagaimana adanya. Karena itu arah yang kita pilih ada kemungkinan melenceng kalau kita tidak bergantung pada pencipta sulung kita.

  2. Bagaimana prinsip kebenaran yang kita pegang? Ada beberapa hal di Dunia ini yang kita bisa percaya, tanpa kita mengerti dengan akal budi kita. Bagaimana mungkin kita hidup dalam kejahatan saat lain kita bisa bilang kita beribadah?

  3. Apakah keutamaan dalam hidup kita? Waktu hidup berjalan begitu cepat (bunga layu ayat alkitab), apakah kita telah menggunakan hidup kita sesuai kehendak Tuhan?

James w. Fowler dlm buku “Faithful change: The Personal and Public Challenges of Post-Modern Life.”

  1. Pre stage : undifferentiated faith. tidak mengerti bagaimana menjalani hidup rohani. Aktivitas rohani hanya kegiatan biasa.

  2. Stage 1: Intuitive projectice Faith. beribadah karena senang untuk dirinya, seperti senang suasana, musik, dll. Bukan karena hubungan dengan Tuhan

  3. Stage 2: Mythic, Literal Stage. Allah sebagai objek untuk memenuhi permintaan. Butuh pertolongan, berkat, dll. Bukan karena ingin mengenal dekat Tuhan

  4. Stage 3: Synthetic Conventional Stage. Memiliki keterkaitan dengan dirinya dengan ajaran” gereja. Mulai merasakan pentingnya ajaran” kristen.

  5. Stage 4: Individual Reflective faith Memiliki relasi personal dengan Tuhan. Apa yang ingin Tuhan sampaikan pada saya? Tidak hanya pada Gereja/aliran/pendeta tertentu, tapi pada Tuhan.

  6. Stage 5 - Conjunctive Faith Menyesuaikan diri dengan realitas, ingin menjadi orang yang benar diantara realitas hidup.

  7. Stage 6 - Universalizing Faith Memiliki kerinduan untuk Ikut dengan rencana Tuhan apapun yang terjadi dalam hidup kita.

Allah peduli pada kita.

Meskipun iman kita keberadaannya masih tidak sempurna.

Tuhan mengosongkan diriNya untuk kita bisa dilayakkan untuk mengenal Nya.

Namun pemahaman kita terhadap rencana Allah tidak mungkin utuh, tapi yang harus kita percaya:

Tuhan mendidik dalam apa itu kelimpahan? Apa itu kekurangan? Menurut sudut pandangNya.

Dan Janji Tuhan: Tidak Pernah merancang hal yang buruk untuk kita.

Rencana Allah:

step by step, menuntun kita melalui berbagai paradox, untuk membentuk kita mengetahui apa maunya Tuhan bagi hidup kita.

Sudahkah berbagai keputusan dalam hidup kita searah dengan rencana Nya?


 

Sesi 2 - Domestic Zone


Matius 18:21-22 :
”.."Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”

Allah menciptakan manusia dengsan Rasio dan emosi. Emosi termasuk marah. Semua adalah perlengkapan dari Tuhan yg indah.


Anger Problems:

  • Normal Anger: wajar dan tidak berkait dengan dosa.

  • Acute Anger: Amarah yg meledak sebentar dengan intensitas tinggi. Bisa caci maki, mengutuk, dll. Efesus 4:31 “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang g dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.”, FT berkata Acute anger perlu dibuang.

  • Chronic Anger: Amarah yang terus menerus bertahan, meskipun tidak meledak dgn intensitas tinggi. Kebencian, dendam, adalah hal yang biasa, Efesus 4:26 “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: w janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu”

Akibat dari Anger:

  • Withdrawal = menarik diri dari lingkungan, merasa inferior. (tidak nyaman dengan kelebihan orang lain). akibatnya, menjadi pribadi yang tidak seimbang, tidak menerima apa yang Tuhan berikan, sebaliknya mebual dan mengada” tentang apa yang tidak ada dalam hidupnya.

  • Paranoid = curiga secara negatif dengan sekitarnya. Menyimpan amarah/dendam.

  • Anti-social = tidak Pernah cocok dengan siapapun, mencari kambing hitam untuk merendahkan orang lain

Asal Usul Anger problems:

  • Learning experience: masa lalu yang membentuk pola hidup.

  • Keadaan rohani yang tidak sehat: menganggap tidak ada pentingnya hubungan dengan Tuhan, akibatnya kehilangan damai sejahtera.

Kenapa mengampuni dan mengasihi sangat sulit?

Pengampunan -> area Subconsciousness.

- Consciousness = sesuatu yang disadari dan diatur oleh our will - Pre-Consciousness = sesuatu refleks melalui otak - Subconsciousness = Sesuatu yang terekam menjadi nature, how we behave when something came up.

Nature: sinfull


Roma 3:23: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,”

Tapi Allah berkata, kita harus mengampuni "Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”

7= angka kelegaan, hari ke 7 Allah beristirahat menciptakan dunia. Angka pembalasan (kej 4:24) Kain dikutuk 7 x keturunan

70x7 = pengampunan yang tak terbatas


Kita telah diampuni dengan harga yang sangat mahal, Yesus mati di kayu salib, tapi mengapa kita tidak bisa mengampuni kesalahan” sesama kita yang “murah”?

Kasih dan pengampunan tidak mengubah masa lalu, tapi membuka masa depan yang lebih baik, mengangkat kita dari tenggelam dalam amarah kepada sukacita.

 

Sesi 3 - Victorious Congregation

| Pdt. Chandra Koewoso


Latar Belakang Gereja Korintus (Isu besar): - Perpecahan - Percabulan


Apa Ciri” Gereja yang dewasa secara rohani?

Tidak adanya perpecahan.


Tidak dewasa:

1 Korintus 3:1-3
  • manusia” duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus

  • iri hati dan perselisihan, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?

Apa yang menyebabkan perpecahan?

Doktrin, Asset, Worship Style, Leaders…

Prinsip, Kepintaran, Possesion, Pride, bisa menyebabkan kejatuhan


Solution:

  • Fokus kembali kepada Tuhan. 1 Korintus 3:6: “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.”,

  • Fokus kepada pekerjaan masing-masing 1 Korintus 3:13: “sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.”

Karena setiap orang punya bagiannya sendiri dalam memuliakan Allah. Jangan membanding-mandingkan untuk meninggikan diri.
  • seluruhnya ini milik Tuhan 1 Korintus 3:23: “Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.”`

Ada saya maupun tidak ada saya, Tuhan akan tetap dimuliakan karena itulah what actually matters.

It’s not about me, it’s about God.

Isu dosa Percabulan: Bahkan dunia yang tidak mengenal Allah pun tidak melakukan separah jemaat Korintus. Permasalahannya, gereja tidak tegas.


Solution:

  • Berdukacitalah 1 Korintus 5:2: “Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu?”

Kapan terakhir kali kamu menangis malu atas dosa?

Mengakui dosa dan ga merasa “biasa aja” adalah spiritual discipline yang diperlukan.


Kita perlu menyadari bahwa tidak ada seorang pun diantara kita yang imun terhadap percabulan. Dosa harus ditindak tegas, tapi terus introspeksi diri dan terus merasa berduka atas dosa yang dilakukan.

  • Accept the sinners, not the sin

  • Balance the approach, jangan hanya hukuman, tapi juga penyampaian kasih

  • Counseling

  • Janganlah bergaul dengan komunitas itu. 1 Korintus 5:11: “Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.”

Ini adalah perintah yang keras. Allah penuh kasih tapi Allah juga tegas.

  • Usirlah kejahatan. 1 Korintus 5:13: “Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.”

For the sake of: the person; the church’s holiness; the testimony to the world



 

Renungan Malam

|Pdt. Budiyanto

2 Timotius 1:5-7
  • Kedekatan Paulus dgn timotius sbg anak rohaninya.

  • Timotius dididik dlm suatu keluarga yang mewariskan iman. Pendidik utama dalam mengajarkan kebenaran firman Tuhan adalah keluarga. Keluarga mempunyai tanggung jawab besar untuk memelihara iman turun m=temurun pada anak” nya.

  • Kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah kepadamu. Tugas seorang anak rohani: jangan biarkan api yang menyala yg diberikan Tuhan (karunia Allah) padam.

  • Sebab Allah memberikan bukan Roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Meskipun dalam masa hidup kita kita merasakan ketakutan, Tuhan ingin kita mengobarkan roh kasih dan kebaikan melalui karunia yg diberikan atas hidup kita


 

Sesi 4 - Marketplace

| Pdt. Chandra Koewoso


Gereja seharusnya menjadi mercusuar yang hadir bukan sebagai tempat eksklusif yang tidak punya efek keluar, melainkan sebuah alat untuk menerangi yang gelap.


Market Place ministry:

- Pelayanan Diakonia (2 Kor 8-9) = Memberi dengan kerelaan menurut kemampuan

2 Korintus 8:1-4 :
  • Memakai contoh jemaat” Makedonia, yang sangat miskin, tapi kaya dalam kemurahan.

  • “Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.”

2 Korintus 9:7 : Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.


Tuhan suka kepada orang yang memberi dengan sukacita menurut kemampuannya. Bukan melampaui kemampuannya sesuai penghakiman dunia.


Kenapa level kerelaan orang untuk memberi berbeda”?

Karena kita berpikir, ketika kita memberi kita kehilangan sesuatu.

no, when we give with willingness, we achieve joy. Kita mendapat sukacita yang tidak bisa digantikan.

When we give with willingness, we trust that we can depend on God with what we posess after we give. Kita percaya bahwa Tuhan mampu mencukupi kita tanpa harta yang kita relakan.

  • Memberi diri pertama-tama kepada Allah

2 Korintus 8:5: “Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.”


Dengan kita mengalami kasih karunia Kristus (menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan), kita akan menyadari betapa berlimpahnya kasihNya, sehingga kita become unable to not give back.

Keep experiencing God’s love. Keep acknowledging His Blessings.

  • Kasih Karunia Tuhan

2 Korintus 8:9 “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.”


Ketika kita memberi, apakah karena kita merasa bahwa hidup kita sungguh sudah melimpah oleh kasih karunia Tuhan, atau karena kita harus memaksa diri kita untuk memberi yang kita tidak rela?

Kasih karunia bersumber daripada Tuhan, yang tidak akan Pernah kering/habis. Apakah kita beriman akan hal ini?


2 Korintus 9:10: “Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;”

Jangan pikir kita memberi karena kita mampu, melainkan karena respon dari panggilan Tuhan yang kita rasakan.

- Pelayanan Apologetika (2 Kor 10) = pelayanan untuk defend iman kristen

2 Korintus 10:5

“Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,”


Ada beberapa pertanyaan apologetika yang perlu kita jawab dan yang tidak perlu kita jawab.

Deut 29:29 “The secret things belong to the Lord our God, but the things revealed belong to us and to our children forever, that we may follow all the words of this law.”

Jawaban” yang tersedia dalam alkitab cukup untuk kita.

Iman:

  • Doa kita tidak dijawab?

  • Kecewa dengan ketidak adilan

  • Belajar menerima Tuhan tau yang terbaik

  • Saat lemah kita kuat

  • Kita dalam topangan kasih karunia Tuhan

23 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page