top of page
Writer's pictureCS Setiawan

Ekspositori Doa p.2

Updated: Sep 12, 2018


(unedited)


 

GRII FIRES, 2 Agustus 2018 | Vik. Edward Oei


Esensi doa:

  1. Manusia menyadari keberadaannya karena mengalami Tuhan dengan tubuh dan jiwa nya

     2.  Manusia menjadi rendah hati atas kesadaran itu

Aristotle > modern mempunyai prinsip bahwa dunia ini ‘natural’. Penuh dengan hubungan sebab dan akibat


Melalui doa Kita dibukakan matanya bahwa hidup kita bergantung total pada Allah. Tidak ada satu hal pun yang terjadi itu karena diri kita sendiri.

Kerendahan hati (takut) akan Allah menjadi awal dari pengetahuan.

Ketika prinsip ‘natural’ ini diekstrimkan, manusia akan merasa in control akan fenomena di dunia.

Pengetahuan datang dari Allah, Ia punya kontrol dalam segala hal, melawan prinsip ‘natural’ ini.

Sesungguhnya tidak ada yang ‘natural’, seluruh kejadian dlm hidup kita ini adalah anugerah Tuhan.

Celakanya kita melihat kehidupan kita yang ditopang oleh anugerah Tuhan sebagai sesuatu yang ‘natural’.


Cara berpikir inilah yang harus dikoreksi di dalam doa. Bahwa segala hal kecil di hidup kita adalah topangan tangan Tuhan. Kalo ketika Tuhan menghentikan topangan ini, kita baru merenungkan kembali dan semua Sudah terlambat.


  3.    Manusia memiliki perenungan akan seluruh hidup.

Perenungan ‘kenapa Allah? Kenapa Saya harus bergantung pada Dia?’ ‘Kenapa Allah menciptakan saya?’

Kita belajar untuk punya full consciousness akan segala fenomena di Dunia ini, apakah benar semuanya terjadi hanya ‘natural’?


Melalui doa kita dapat melihat Allah, melihat diri kita, dan melihat seluruh dunia ini, kita mempunyai hikmat untuk menyadari bahwa segalanya terjadi melalui kacamata Allah.


Agustinus: perenungan dalam hidup manusia harus mengejar 2 hal: Pengetahuan dan Hikmat.

Pengetahuan seorang murid pada gurunya akan terbatas jika hanya mempelajari deskripsi dari pengetahuan. Bukan Pengetahuan sebenarnya yang dimiliki guru itu.

Pada jaman ini, semua hal yang dipelajari tidak pernah melewati batas garis dari hidup kita.


Ketidakmampuan kita untuk korelasi antara pengetahuan dan pengalaman hidup kita. Inilah yang menjadikan kita berpengetahuan, tapi tidak berhikmat.


Termasuk dalam doa.

Jika di dalam doa tidak ada relasi antara kita dengan Tuhan yang kemudian mengalir dari isi hati Tuhan pada hidup kita, doa kita kosong.

Karena di dalam doa tidak ada perenungan relasi dari panggilan kita pada Tuhan, dan dengan kerendahan hati untuk karyanya digenapi dalam hidup kita.


Saat kita berdoa, berapa dalam perenungan kita saat menyebut nama Tuhan? Berapa banyak pokok doa yang benar” kita gumulkan dan ingin untuk merubah hidup kita?

Seharusnya tidak ada hal di hidup kita yang tidak perlu didoakan. Saat ini kita sering berdoa Hanya untuk sesuatu yang kita kira kita tidak bisa kontrol. Padahal, tidak ada satu hal pun yang bisa kita kontrol.


Kita tidak pernah jujur dan mengatakan bahwa Tuhanlah yang sedang berkarya dalam hidup kita, bukan kita sendiri. Ini menjadikan kita sombong.

Melatih kejujuran ini akan membuat kita menyadari akan kerapuhan kita sebagai menusia, betapa hidup kita tidak bisa kita kendalikan. Betapa kita membutuhkan Tuhan di dalam setiap aspek, setiap detik yg ada, kita tidak mampu melakukan apa” diluar kehendak Tuhan.


Suatu hari Tuhan akan berbelas kasihan pada kita agar kita dapat menyadari hal ini.

Mengucap syukurlah pada Tuhan whenever, wherever. Sadari lah bahwa tidak ada hukum ‘natural’ di Dunia ini. Semua yg terlihat alami adalah karena Tuhan berbelas kasihan pada kita.


—-KTB—-


Ketika kita berdoa, mana yang harus didahulukan? Mengenal Allah atau mengenal diri?

Mengenal diri.


Dengan kita mengenal diri kita melihat gambar dan rupa Allah, dan kita dapat me-korelasikan Firman Allah dengan hidup kita secara pribadi.

Yang jadi permasalahan adalah kita menjadikan diri sbg finish line, bukan starting point.

Perenungan yang benar adalah menyadari keterbatasan, cacat cela, juga keagungan kita, dan terus mempertanyakan “Mengapa, Allah?”

‘mengapa Tuhan, aku harus hidup di indonesia?’

‘Mengapa aku tidak bisa bisnis, Tuhan?’

‘mengapa aku gagal, Tuhan?’

  1. Dengan melakukan ini secara terus menerus, kita akan mendapat sebuah ‘sense’ bahwa setiap detik, setiap aspek yg ada dlm hidup kita adalah karya Allah sendiri.

  2. Dengan melakukan ini, sedikit demi sedikit Allah membukakkan mata kita kepada rencana Tuhan yg ga muluk”. Bukan secara deskriptif teori kekekalan dll. Tapi secara personal dan experience. Dengan inilah dibangun hikmat.

  3. Dengan melakukan ini, kita menjadi terkagum” akan keajaiban Tuhan. Kita akan mensyukuri hal” ini dlm hidup kita.

Dengan kita merenungkan luar biasanya Karya Allah dalam hidup kita secara individu, lalu dengan melihat sekitar kita, lalu melihat sejarah.


 

GRII FIRES, 9 Agustus 2018. | Vik Edward Oei


Esensi Doa:

  1. Keutuhan Manusia = tubuh dan jiwa seluruhnya mengekspresikan Doa kita pada Tuhan

  2. Kerendahan hati = sikap hati yang selalu merasa kurang dan selalu mencari Tuhan lebih lagi

  3. Perenungan = Pencarian manusia akan apa yang sedang Tuhan kerjakan melalui fenomena” di dunia.

Pada masa setelah reformasi muncul kelompok” Lutheran, Calvinis, dan pietis.

Kaum Pietis selalu tidak setuju dengan penggalian” Alkitab oleh lutherans dan Calvinis. (Kaum Pietis pun ada salahnya)


Mereka menekankan perubahan yang kelihatan dalam Keutuhan, tubuh dan jiwa untuk selalu menunjukkan kerendahan hati.


Seharusnya semakin banyak firman yang kita tau, kita ditumpuk olehnya dan makin tunduk dan makin rendah hati. Karena Firman posisinya diatas manusia. Tapi seringkali kaum Lutheran dan Calvinis memakai Firman untuk makin tinggi. Firman adalah pijakan kaki di bawah.


Level of Knowing: SENSE > INTELLECT > CONTEMPLATION

Kelemahan orang reform adalah selalu berhasil menangkap sense (tubuh) fenomena di Dunia ini. Lalu berhasil merenungkannya dan mencapai level intelek (Jiwa). Tapi tidak pernah merendahkan hati untuk melihat karya Tuhan dari yang dimengerti itu. (Kontemplasi).


Kaum Calvinis & Lutherans selalu melihat alkitab, kalau tidak mengerti dia melihat kamus, mencari Bahasa asli, commentary. Dan setelah mengerti artinya, berhenti sampai sana. Berhenti di pikiran, tidak mengkontemplasinya terhadap Karya Tuhan sendiri dalam Dunia ini. Tidak sampai pada hati.

(Kaum Pietis bagaimanapun, meloncat dari sense langusung kepada Contemplation.)


Inilah yang mematikan kaum puritan, kaum bohema, dan akhirnya menghasilkan ‘liberal’ di eropa.


Setelah kita melakukan PA pribadi, apakah kita berhenti saat mengerti apa arti firman Tuhan, saat ilmu kita bertambah tentang satu ayat, atau apakah kita bisa melihat pada Tuhan, dan membangun hati kita untuk merenung?

Jikalau tidak ada lagi perenungan rohani secara mendalam, maka intelek kita akan menjadi titik kegagalan kita di hidup kita dihadapan Tuhan.

Perenungan Rohani ini ketika kita bergumul di hadapan Tuhan, bertanya “Tuhan, keinginan kita ini apakah sesuai dengan yang Tuhan mau?” “Apa yang Tuhan ingin saya berkarya melalui intellection saya hari ini?”


Doa adalah sarana untuk memindahkan semua kebenaran” yang kita pakai untuk suplemen pikiran kita, hidup kita, keputusan kita, dan instead menjadi suatu perintah dari Tuhan yang berdaulat agar kita selalu dikontrol olehNya.


Saat ini kita sering memakai alasan ‘bergumul’ untuk sebenarnya menunda nunda perintah Tuhan.


Tapi sebenarnya alkitab tidak pernah mengajarkan kita untuk bergumul, alkitab mengajarkan kita untuk melakukan perintah Tuhan, meninggalkan yang bukan.


Pergumulan itu untuk mengetahui apakah ini perintah panggilan Tuhan atau bukan?

Setelah kita mengetahui jawabannya, langsung lakukan atau langsung tinggalkan.

Bukan bergumul mengumpulkan kekuatan untuk melakukan perintah Tuhan yang Sudah kita tau, ini namanya Menunda Tuhan, menomorduakan Tuhan dari kenyamanan kita.


Orang yang tidak sanggup berkontemplasi di hadapan Tuhan, terkutuklah dia


Kontemplasi = melihat anugerah Tuhan di dalam Dunia ini melalui kacamata Tuhan. Dan hasilnya adalah kita dicelikkan tentang apa sebenarnya panggilan/Karya yang Tuhan ingin kita lakukan.

  4.    Praise and Thanksgiving = Kita sanggup untuk memuji dan bersyukur karena pekerjaan Tuhan. Bukan pekerjaan Tuhan yang membahagiakan kita, hanya pekerjaan Tuhan.


Ketika kita sudah yakin sekali bahwa ini benar perintah Tuhan, lalu tiba” Tuhan membukakkan bahwa itu semua salah, sanggupkah untuk kita berbelok dari awal?

Seringkali kita berpikir ‘Perintah Tuhan ini baik, tapi ada yang lebih baik, yaitu rencana yang Sudah aku bangun dan Sudah ada di depan mata’


Sejauh apakah kita berani jatuh bangkit, dengan satu prinsip, asal bisa bertemu Tuhan?

Sanggupkah kita untuk menjalankan ibadah kita pagi siang malam untuk mengejar Tuhan?

Kita berani untuk uang, untuk ego, untuk pencitraan, untuk kepuasan, untuk skills, pengetahuan, gelar.


“Saya bekerja keras untuk Tuhan.” Kalau benar, seharusnya kita berani untuk menyerahkan semua hasil kerja keras kita pada Tuhan?

Semua orang punya Tuhan, siapakah Tuhan kita?


Di setiap kejatuhan kita, dapatkah kita berdoa, berterimaksih dan memuji kepada Tuhan?

Berdoa dan mencaritau apakah pangilan yang sedang Tuhan ingin sampaikan pada kita?

Berdoa dan langsung bertindak menjalankan perintah itu?


Ketika kita tidak tau apa yang Tuhan inginkan dari tubuh dan jiwa kita, kita tidak bisa merendahkan hati untuk melakukan perintah Tuhan.

Bahkan kalopun kita tau, TAPI kita tidak melakukan perintahnya, kita tidak akan bisa memuji dan bersyukur Kepada Tuhan. Kta tidak bisa berdoa


—KTB—


Kita harus menyadari bahwa kehidupan doa kita defektif.

Kita perlu mempunyai hati yang tidak pernah merasa ‘hidup gw fine fine aja’, dan dengan dmikian kita akan terus merasa sensitif dengan firman yang kita terima. Terus merasakan betapa firman itu kita perlukan sebagai pembentuk hidup kita.


Pikiran dan hati memang tidak terpisah. Mereka terkait, tapi pertumbuhan salah satunya tidak menjamin otomatis yang satunya pun bertumbuh.

Kesadaran akan ke tidakotomatisan ini seharusnya membuat kita selalu aware bahwa kalau kita mengerti segala teologi Firman Tuhan, itu belum cukup apabila kita tidak mengalami keagungan Tuhan yang berdaulat di dalam kerendahan hati.


Kontemplasi adalah ketika kita menyadari pribadi Tuhan yang berdaulat atas hidup kita, relasi dengan sang ‘in control’ inilah yang menjadi topangan decision making” hidup kita.

Ketika kita menyadari penuh bahwa hidup kita bukan milik kita sendiri, keinginan kita ini bukan yang akan menjalankan hidup kita.

Karena itu untuk melanjutkan hidup, kita memerlukan Firman untuk menuntun kita, bukan untuk mensupport decision kita.


Kontemplasi adalah memikirkan apa yang kita lihat dengan sungguh” dalam jangka waktu yang kita sediakan secara khusus.
Kontemplasi menyadarkan kita secara pelan”, semua titik” kehidupan kita, setiap” hal bekerja secara proses untuk mendatangkan kebaikan oleh Tuhan.

Pada gereja mula”, pada ibadah hari raya, ada sebuah alur.

Mempersiapkan hati > ibadah bersama > merenungkan secara pribadi/berkelompok > ibadah kedua membahas lanjut > jalan pulang Sambil membahas > kehidupan rohani yg bertumbuh bersama


Saat ini kita seringkali hanya melihat titik akhir, dan melalui semuanya dan selalu dibuang begitu berlalu. Inilah yang membuat pada akhirnya kita tidak pernah membangun hidup ini. Ini yang membuat kita tidak pernah benar” bertumbuh.

Yang ada hanyalah penambahan informasi, dan penggeseran informasi sebelumnya. Begitu ada yg baru, yang lama dilupakan. Bukan saling memproses.


Kontemplasi berbicara tentang pembangunan Rohani kita. Bahwa hidup kita perlu dibangun sedikit demi sedikit. Bahwa semua Firman yang kita dalami itu berhubungan, ada relasi dengan kehidupan kita.

 

GRII FIRES, 16 Agustus 2018 | Vik. Edward Oei


Doa akan membukakkan mata kita bahwa seluruh hidup kita berasal dari Allah dan ada karena topangan Allah sendiri.

Seringkali seiring hidup berjalan kita makin merasa mampu menentukan arah jalan kita, mampu memilih yang baik dari yangburuk


Esensi doa:

  1. Keutuhan Manusia

  2. Kerendahan hati

  3. Perenungan

  4. Bersukacita & Bersyukur

  5. Doa membuat kita bisa melihat kesulitan hidup, dan tujuan nya.

Kesulitan” ini:

  • Membukakan kita akan kesulitan” dalam realita hidup ini.

Seringkali ketika kita berkali” menanggulangi masalah dan kesulitan yang datang, kita menjadi mahir dan tidak make effort untuk mengatasinya lagi. Tidak lagi menyadari adanya Kesulitan” ini.

Kesulitan hidup selalu mendorong orang untuk berpikir ke titik yang lebih luas dan lebih jauh. Tapi hari ini, kita gagal membuka mata kita karena kesulitan” yg kita alami ini kita telah menjadi mahir, sehingga kita tidak lagi takut akan kehancuran dan akan lupa meminta bantuan Tuhan.

Saat ini kita tidak melihat keutuhan dari hidup kita. Kita tidak menyadari bahwa kesulitan” hidup ini adalah sesuatu yang merupakan kehendak dalam kedaulatan Allah.

  • Merupakan cara Tuhan untuk bertumbuh dalam bijaksana Tuhan.

Agar kita semakin dekat kepada Tuhan. Melihat bahwa semua hal yang terjadi dalam realita ini merupakan hal” yang dikontrol Allah.

Tuhan mengijinkan seluruh permasalahan hidup kita akan semakin sulit dan semakin perlu membuka pikiran semakin dalam, supaya kita bisa menjadi orang yang bertumbuh.

Lama”, setelah berkali” melalui masalah” yang sulit, doa membawa kita semakin belajar untuk melaluinya dengan cara Tuhan, akhirnya kita semakin bijak dan serupa dengan Tuhan.

Kesulitan bukan ada untuk ditangisi dan di abaikan. Kita butuh melihat bahwa Tuhan sedang menuntun kita, mengekspos kita, dan memimpin ke pada tujuan yang disediakanNya.

  • Membuat kita semakin vulnerable dan mouldable, peka dengan kecelakaan kita agar kita semakin bergantung dan melangkah hanya sesuai jalan Tuhan.

Makin kita menangis bergumul dan berlutut, makin melihat ketidakmampuan kita, dan ke vulnerability kita, kita semakin menjadi peka akan kehendak Tuhan, dan mampu untuk melangkah mengikut jalan itu.

“Tuhan saya tidak tau melangkah kemana”

“Tuhan saya tidak mampu percaya dan melakukan hal yang benar”

“Saya tidak lagi haus dan menginginkanMu”

Saat kita mengakui dan mengkonfirmasi hal ini, kita telah melihat kesulitan” yang tidak terlihat juga.

Sedangkan kita seringkali merasa bahwa selama kita tidak dinampakkan pada kesulitan” fisik, kita aman” selo” aja. Kita hidup di suatu jaman yang selalu ‘shortcut’.

Ketika kita telah berhasil melihat kesulitan hidup kita secara utuh, kita semakin sadar bahwa hidup ini tidak ada yang dari sononya.

Kita terus melihat bahwa kita diproses dan bergumul bersama sama dengan Tuhan. Tuhan memproses kita untuk bisa bertahan dalam kesulitan, karena kita telah bertumbuh semakin sesuai dengan Tuhan.

Pada suatu saat yang tepat, Tuhan akan meneteskan anugerah dimana kita mendapat jawaban dari permasalahan kita yang akan membuat kita bertumbuh

Bersukacitalah untuk kesulitan” hidup yang ada, karena Tuhan sedang melatih kita untuk menjadi manusia ciptaannya.

Sebagai orang Krsiten, ketika kesulitan datang, bisakah membuat kita dipimpin menuju hikmat yang sejati, yaitu Tuhan. Dan menyadari bahwa Tuhan sedang membentuk kita menjadi bagian dari rencana Tuhan.

Buka mata kita untuk melihat keutuhan rencana Tuhan melalui kita”, satu per satu, untuk menggenapi kerajaan Allah yang agung.

Melalui doa kita bisa melihat kesulitan” secara utuh, dan kita bertumbuh bersama Tuhan secara terus menerus. Agar kita dapat disempurnakan


—KTB—

Nature manusia bergantung pada God dan dihubungkan dengan Word of God (Firman). Karena itu manusia menjadi Utuh ketika ia mengerti dan mengenal naturnya melalui firman, dan menghasilkan harmoni dan sukacita, untuk bisa berelasi dengan dunia ini. Sehingga secara natur pun manusia dapat melihat dengan kacamata Allah dan keagungan Allah, akhirnya ia bisa thankful.

Celakanya dengan keberdosaan manusia, manusia terputus dari Allah dan manusia tidak mengerti kehendak Allah di dalam eksistensinya di Dunia ini. Akibatnya manusia tidak lagi bisa merasa harmony and joy.

Kristus yang adalah Firman Allah hadir dalam Dunia kita, sehingga kita bisa melihatnya dan standar hidup yang seharusnya dalam harmony and joy.

Kesadaran bahwa hidup kita seharusnya hoarmony and joy, tpai realitanya kita melihat disharmony and non-joy, ini yang menghasilkan penderitaan.

Penderitaan dan kesulitan inilah yang akan memproses kita untuk kembali ke harmony and joy ini. Triggers dan batu” loncatan untuk membuat kita tidak pernah nyaman dan selalu ingat untuk bergumul dan kembali kepada Tuhan. Hari demi hari kita akan terus disempurnakan, dan pada titik Tuhan datang kedua kali, barulah kita mencapai kesempurnaan tersebut (consummation).


 

GRII FIRES, 23 Agustus 2018 | Vik. Edward Oei


Esensi Doa:

  1. Menyadari seluruh keberadaan kita sebagai manusiaBukan hanya kerohanian atau hati, tapi seluruh tubuh jiwa dan roh kita. Karena kita sedang berhadapan dengan Allah, pencipta langit dan bumi, maka kita sadar bahwa kita manusia rendah yang perlu takluk di hadapan Tuhan

  2. Kesadaran ini membentuk Kerendahan hati. Kita menyadari keberadaan kita yang butuh Tuhan. Di saat Tuhan menarik topangan tangannya, kita tidak akan survive apapun. Kita tidak lagi tau siapa diri kita sebagai manusia. Seharusnya hanya kita, orang” kristen yang bisa melihat Allah lah yang berteriak Allah maha besar. Tapi seringkali malah kita orang Kristen yang menghina Tuhan.

  3. Ketika kita mengenal Allah, kita akan merenungkan hidup kita. Kenapa saya masih hidup? Kenapa orang lain bisa mati hari ini? Kenapa kita ngga di penjara? Bukan karena kekuatan kita, kebaikan kita, tapi semua ada di tangan Tuhan. Apa tuntutan yang Tuhan mau sehingga Anugerah Tuhan seperti nafas, gerak, masih terus berada di dalam kita?

  4. Karena kita menyadari hal ini, kita belajar untuk bersukacita dan bersyukurKita tidak bisa bersyukur bila kita tidak pernah bersukacita atas hal” dan aspek” kecil di dalam hidup kita. Kita menyadari bahwa Allah yang menopang kita tidak pernah berhutang pada kita. Tapi hanya karena cinta kasihnya, ia mau memberikan anugerah ini bagi kita. Karena itu untuk setiap tetesan anugerah Tuhan di hidup kita, kita seharusnya bersukacita dan bersyukur. Karena kita tidak punya hak untuk menuntut apapun kepada Allah.

  5. Kita bersyukur atas kesulitan” kita, dan melihat kesulitan yang berbedaKita menyadari bahwa Tuhan memberikan kesulitan” ini merupakan anugerahnya. Justru Kesulitan ini adalah anugerah yang mempertumbuhkan, agar kita boleh mengenal Tuhan secara pribadi dlm jalan hidup kita. Kesulitan ini dipakai Tuhan untuk reminder kita bahwa kita butuh Tuhan. Doa hadir di tengah” kesulitan, dan membukakkan mata kita akan kesulitan” yang tidak terlihat sebelumnya. Yaitu kesulitan” Rohani. Ketika kita sadar bahwa rohani kita berkekurangan, kita akan gelisah dan rindu untuk bertumbuh. Saat kerohanian kita tidak bertumbuh ,inilah kesulitan terbesar.

  6. Di tengah” Kesulitan dan anugerah pimpinannya, kita terbuka akan God’s work.

Kita menyadari bahwa Tuhan sedang bekerja di dunia ini, mengubah hati orang satu per satu, untuk membangun kerajaannya. Dan kita dapat berpartisipasi di dalam pembangunannya merupakan anugerah yang terbesar yang harus kita syukuri.

Saat ini ketika kita merasakan Kasih Tuhan, saat kita memahami dan mengenal rencana Tuhan, pekerjaan siapa itu? Kita bisa melihat Allah yang maha besar, dan karena itu kita bisa mengenal diri kita sebagai ciptaannya, semua adalah Allah yang memberi.

Dan melalui doa kita kita bisa menyadari pekerjaanNya, melihat bahwa Ia benar” bekerja, dan kita pun akan dibawa olehNya untuk ikut dalam pekerjaannya.

Kita akan melihat segala kesulitan, detik” hari yang muncul sebagai tetesan anugerah Tuhan.

Kita pun akan melihat bahwa Tuhan sedang berkarya dalam sejarah. Dengan kita berani datang kepadanya dan menerima anugerah pimpinan Tuhan selangkah demi selangkah. Sampai pekerjaan Tuhan di hidup kita selesai.

Tuhan mengajarkan kita untuk melihat ke belakang, melihat seluruh perjalanan dunia ini, semua karena Tuhan mengijinkan manusia untuk turut mengerjakan pembangunan Kerajaan Allah.

— KTB—

Doa adalah titik pertemuan Allah yang trancendent dan dunia yang imanent. Ketika Allah yang maha besar berkuasa di kerajaan Surga, tapi ia tetap hadir bersama kita di dunia.

Doa melatih kita untuk merealisasikan iman kita dan menguji iman kita. Dengan iman yang benar, kita bisa melihat rencana tuhan yang indah, dan hal ini memberi kita pengharapan yang benar.

Di sinilah sukacita kita yang sebenarnya. Kenapa? Karena kita bisa bertemu yang terbesar di dunia yang kita hidupi saat ini, sehingga kita bisa mengimani kedaulatan dan rencana Kasih nya, menikmati Karyanya di dalam hidup kita, dan berpengharapan akan Wahyu nya yang akan digenapi terjadi di depan.

Doa tidak berbicara tentang permohonan yang terpenuhi dll, melainkan bagaimana kita bisa melihat Tuhan dan berpengharapan di dalam Tuhan.


 

GRII FIRES, 30 Aug 2018 | Vik. Edward Oei

Esensi Doa:

5. Membukakkan Kesulitan

Doa sangat dekat dengan kesulitan hidup saat ini, sehingga kita mau tidak mau akan mencari Tuhan. Sehingga kita pun sadar bahwa permasalahan yang kita alami di dunia ini pun adalah bagian dari kedaulatan Allah.

Kadang kita berpikir yang baik dari Allah, yang jahat dari Setan, kita salah berpikir. Perspektif ini berawal dari Aristotle.

Aristotle: perspektif kotak. Kalau A berlawanan dengan B, bukan B berarti A, bukan A berarti B.

Laku bukan perempuan, bukan perempuan berarti laki.

Orang postmodern saat ini tidak bisa lagi berpikir seperti ini.Tapi apakah laki” selalu berlawanan dari segala aspek dengan perempuan?

Tapi logika ini juga ada kelemahannya. Kita menjadi salah mengidentifikasikan musuh. kita salah dalam belajar. Kita tidak tau bagaimana melihat lawan dan teman. Di dalam logika yang salah, ini menjadi Problem.

Kesalahan dalam mengidentifikasikan siapa yang namanya lawan. A adalah Allah, B adalah iblis. Ini salah, karena sejak kapan Allah setara dengan Iblis? Kesalahpahaman mendasar inilah yang membuat kita salah turunan, kaya dari Allah, miskin dari iblis, sehat dari Allah, sakit dari iblis, nyaman dari Allah, tdk nyaman dari iblis.

Kesalahan logika kita: Allah tidak mungkin memberi kemiskinan, sakit, dll.

Pemikiran ini terpolakan pada pikiran agama” kafir. Zoroaster adalah agama dari Persia, yang percaya ada kekuatan positif vs kekuatan negaatif, mereka berlawanan terus menerus dan membentuk sebuah keseimbangan. Mereka pun menganggap surga itu membosankan. Supaya ketegangan dari kontras ini justru memberikan kehidupan, proses, dan sukacita. ‘tanpa air mata, sukacita itu tidak ada artinya.’

Di diunia timur nantinya develop yang namanya Yin Yang. Dan hari ini muncul namanya new age movement.

Pikiran kita yang bodoh berpikir kesulitan ini di dalam wadah Setan, tapi sebenarnya Tuhan Sudah memberi tahu kita.

Karena itu Tuhan memberi kita suatu wadah yang namanya doa. Di saat kita mencari Tuhan, kita menyadari kesulitan kita ini berada di wadah Tuhan, dan Tuhan lah yang mengontrol kesulitan ini, termasuk setan juga dibawah kontrol Allah.

Kalau kesulitan ini dalam wadah setan, bukankah kita akan berdoa pada setan?

Kita pun disadarkan bahwa Allah adalah penguasa segala sesuatu. Melalui masalah yang ada. Kesulitan hidup ini merupakan anugerah Tuhan yang Tuhan paketkan di dalam doa, supaya kita hanya melihat pada Tuhan, dan kita dapat melihat permasalahan hidup dengan benar.

Banyak orang sadar akan kesulitan” jasmani, tapi seringkali tidak melihat permasalahan yang tidak kelihatan, yang di dalam. Permasalahan ini yang sesungguhnya butuh diperbaiki.

Dan melalui doa, manusia baru akan dibangkitkan di dalam kita, dan ini akan mendorong kita untuk melihat pada permasalahan yang tidak kelihatan ini.

6. God’s Work

Akhirnya kita pun bisa melihat kebesaran Tuhan, dan bisa melihat adanya rencana Tuhan ke depannya.

Manusia yang buta akan hal ini adalah manusia yang hanya melihat ‘apa yang kelihatan’, sehingga penuh dengan pikiran ‘tidak mungkin’ dan batasan diri

Manusia seharusnya menyadari bahwa dirinya punya potensi sebagai manusia ciptaan Allah, sehingga mampu mengerjakan apa yang menjadi panggilan Tuhan dalam hidupnya.

Kita seringkali salah menilai diri kita, antara yang kita pikir merupakan diri kita, dan apa yang Tuhan mau kerjakan di dalam hidup kita. Alkitab mengajarkan kita untuk mencapai apa yang Tuhan tentukan.

Dalam perumpamaan talenta, yang dikasih 5 harus balikin 5, tidak boleh 4. Tuhan mau bekerja diantar kita, mendorong kita untuk mencapai target yang ditentukan, yang merupakan yang absolute best.

Kita perlu mengasah diri kita untuk sampai pada titik yang Tuhan inginkan.

Apa yang bisa mendorong kita? Hanya relasi cinta dengan Tuhan. Kita perlu mengasah diri kita untuk sampai pada titik yang Tuhan inginkan.

Dan ada hal yang harus kita relakan untuk mencapai itu. Ada hal” di dunia yang harus kita kompromikan demi pencapaian ini, dan melalui ini Tuhan mengajarkan bagaimana dunia ini diproses dalam reformasi untuk penggenapan rencana Allah.

Kenapa jaman dulu Abraham punya Istri lebih dari 1 tapi sekarang kita tidak boleh? Tuhan memberikan perkembangan cara yang sempurna untuk tiap” jaman, tiap” umatnya, untuk mengutamakan pertumbuhan pekerjaan Allah seiring dunia berjalan. Hal ini baru kita bisa mengerti dan bisa kita lihat, ketika kita mendoakan dunia di sekitar kita, mendoakan jemaat Tuhan, mendoakan saudara kita, supaya kita punya cinta dan concern yang jujur akan kedekatan mereka dengan Tuhan.

Kita tidak bertumbuh hanya dengan mendengar khotbah dan baca buku.

Kenapa sekarang profesi pendeta makin diinginkan, tapi gereja dan kekristenan semakin menyusut? Karena cinta akan pekerjaan Tuhan dalam dunia yang tidak ada. Semakin sedikit jemaat di gereja, kebaktian makin sedikit dan pendeta bisa punya waktu luang banyak.

Tuhan mengajar kita untuk berpikir ulang untuk punya concern terhadap sesama kita, agar kita bisa melihat kedaulatan Tuhan dalam setiap hidup manusia di dunia ini. karena Tuhan berkarya dalam dunia ini, sehingga kita melihat seluruh permasalahn hidup ini hanya merupakan sebagian kecil dari karya Tuhan di dunia.

Kita dibentuk menjadi orang yang mengerti proses, mengerti perjuangan, mengerti reformasi, sehingga dapat mencapai suatu tujuan yang Tuhan siapkan. Kalau kita hanya mengetahui hasil akhir, tapi tidak mengerti dan tidak bisa memecahkan proses dan steps untuk mencapainya, sebenarnya hasil akhir itu kosong.

Saat ini kita tau semua istilah ‘Soli Deo Gloria’ ‘Ibadah yang sejati’ ‘Contemplation’, tapi bagaimana kita break down proses hidup kita agar semua istilah ini bisa jadi nyata? tidak mungkin terjadi apabila fokus kita tidak kesana. Doa adalah yang berkuasa menarik mata kita padanyaagar Tuhan memakai kita untuk melakukan pekerjaannya, bagaimana hidup kita menjadi wadah untuk pekerjaan Tuhan.

Biarlah hati kita terbuka lebar untuk Tuhan bekerja didalamnya, sehingga kita dapat melihat karya Tuhan di dalam dunia ini. Doakan pekerjaan Tuhan, doakan gereja, doakan saudara kita, agar kita dapat menaruh diri kita dibawah anugerah dan kedaulatannya. Sehingga kita dapat berbagian dalam karya Nya.


 

GRII FIRES, 6 Sept 2018 | Vik. Edward Oei

Doa membawa kita pada akhirnya dibukakan akan ‘God’s Work’, pekerjaan Tuhan yang bisa kita nikmati, bisa kita berbagian dalam menggenapinya. Dimana kita pun akhirnya akan menguduskan hidup kita hanya untuk dipersembahkan pada Tuhan.

Kekudusan, ‘Concentration’.

Seringkali kita merasa sudah baik karena kita banyak menghadirkan Doa, saat teduh, PA, dll.

Tapi sesungguhnya kekudusan ini tidak diukur dari berapa banyak pekerjaan rohani yang kita lakukan, melainkan berapa banyak aspek hidup kita yang kita sisakan tidak boleh disentuh oleh Tuhan.

Abraham Diuji imannya untuk meninggalkan segala kepunyaannya dan mengikut janji Allah. Walaupun sebenarnya tanah awalnya, Sumeru, adalah menurut sejarah paling kaya akan budayanya di seluruh kolong langit. Abraham meninggalkan tanah itu untuk tanah perjanjian Allah.

1.), Abraham mematikan pengetahuan yang ia punya, demi kehendak Tuhan.

Lalu Allah berjanji untuk memberi keturunan sebanyak bintang dan pasir, tapi Abraham dan Istrinya sudah tua dan layu. Secara rasional manusia hal ini tidak mungkin. Tapi Tuhan menguji Abraham dan ia mencoba selama 25 tahun, baru digenapi.

2.), Abraham mematikan rasio yang ia punya, demi kehendak Tuhan.

Lalu Ishak, satu satunya anak abraham, yang ia nantikan selama bertahun”, Tuhanminta untuk dipersembahkan.

3.), Abraham mematikan emosi yang ia punya, demi kehendak Tuhan.

Hari ini bukan kita kurang banyak melayani, kurang banyak belajar, melainkan ketidaktotalitasan

Bagaimana menggumulkan panggilan Tuhan? Dengan berdoa, Tuhan akan membangkitkan kerelaan kita untuk mengkhususkan seluruh hidup kita secara total kepada pekerjaan Tuhan.

Sehingga doa ini akan membuka keberadaan kita sehingga kita akan melihat Allah.

Tapi hal ini banyak membawa kesakitan. Ketika kita menyerahkan diri kita secara total, akan muncul pikiran ‘mana bagian saya’, ‘mana sedikit sukacita untuk kita?’ Ini yang akan terus menggoda kita. Mata kita dialihkan dari pekerjaan Tuhan yang harus digenapi di dunia ini, kepada tawaran” dunia yang sementara.

‘kenapa saya harus menderita sekarang untuk sukacita nanti, kenapa tidak bisa sukacita sekarang?’

Ketika pertanyaan ini muncul, mata kita tidak melihat dengan benar. Kita melihat sampah sebagai mutiara dan ini yang akan membuat kita salah Ambil keputusan.

Pertahankan, pertahankan terus totalitas ini, Hanya dengan satu cara. Ketika kita mendekatkan diri melalui doa kepada Tuhan, dan melihat betapa indahnya pekerjaan Tuhan. Inilah yang menjadi sukacita kita.

Kalau kita di dunia ini mengerjakan apa yang kita mau, bukan apa yang Tuhan mau, kenapa kita bisa berilusi kita nanti akan memberikan surga pada kita?

Kita tidak akan langsung sempurna dalam satu moment, tapi kita diproses secara terus menerus, untuk mencapai sebuah keserupaan dengan Tuhan, sehingga kita bisa melakukan pekerjaan Tuhan yang besar di hidup kita.

Yang perlu kita sadari adalah pergumulan” kecil yang kita hadapi hari demi hari, secara terus menerus, adalah tahap-tahap ujian untuk kita terus naik ke ujian yang lebih sulit. Sehingga kita bertumbuh dalam hidup kita, kita bisa melewati ujian yang msemakin besar.

—KTB—

Bagaimana berbicara tentang ‘keseluruhan’, ‘totalitas’, hidup manusia?

  1. Ada teori bahwa Seluruh hidup manusia ada kemampuan dan tujuannya. Dan pada dasarnya kemampuan manusia itu maksimal, tapi arahnya yang menentukan bagaimana ia dapat mencapai suatu tujuan yang benar.Apakah kita sedang memaksimalkan pada Allah atau sedang mengarah pada hal” lain?

  2. Tapi ada juga teori bahwa manusia itu pasti hatinya mengarah pada Allah. Kenapa? Karena manusia diciptakan oleh Allah, sehingga hatinya pasti mengarah pada Allah. Tapi apakah ia bisa mencapai Allah yang sebenarnya?

  3. Ada teori Seluruh aspek hidup manusia seharusnya dibangun menuju satu titik fokus, yaitu Allah. Sayangnya beberapa aspek” hidup ada yang tersisa yang tidak terfokus pada Allah.

Ketika berbicara tentang menyerahkan seluruh hidup, adalah bagaimana meletakkan hidup kita searah dengan Tuhan, memperjuangkan dengan segenap tenaga kita untuk mencapai arah tujuan itu, dan aware akan seluruh aspek hidup untuk diarahkan pada Allah.

Ini adalah perbuatan aktif kita sebagai manusia, yang telah dianugerahi kemampuan Oleh Allah untuk dapat melakukan hal ini. Dan melalui doa lah titik pertemuan dari anugerah dari Allah ini dan perbuatan aktif kita sebagai manusia. Sehingga kita bisa satu langkah demi selangkah memproses ketiga teori ini.

7 views0 comments

Recent Posts

See All

Commentaires


bottom of page