GRII FIRES, 14 Sept 2018 | Vik. Edward Oei
Kristus membawa kita lepas dari murka Allah dan kita dibawa ke surga. Tapi Kristus bukan datang semata” melepaskan diri dari neraka dan masuk surga. Karena tidak ada satupun orang yang mau masuk neraka, semua mau masuk surga.
Kalau hanya ini tujuannya, maka iman terhadap Kristus akan menjadi sesuatu yang anthropocentric.
Menerima Kristus bukan Tiket untuk masuk surga!
Seringkali kita datang pada Tuhan karena kita tidak ingin dihukum, dan ingin bersenang” di surga.
Alkitab tidak pernah mengajarkan hal bersenang” di surga seperti kesenangan kita di dunia. Alkitab mengatakan Surga tidak pernah ada malam, dan kita di dalam kesempurnaan bisa bekerja untuk Allah sampai kekekalan.
Kristus adalah Kunci rahasia tentang menjalankan kehidupan ini, bahwa kita mampu melepaskan diri dari jerat dosa ini yang menarik kita untuk hidup bagi sukacita diri kita sendiri. Dan kita mendapatkan rahasia bahwa hidup harus dilepaskan dari seluruh ikatan diri, dan adalah untuk dikembalikan pada Allah.
Di situlah keselamatan dari seluruh aspek hidup kita, seluruh langkah hidup kita, ketika kita lepas dari ke egoisan, kenikmatan, dan ke tidakpedulian pada Bapa.
Surga adalah tidak ada lagi idle, tapi adalah ‘total rest’, artinya berhenti pada suatu tahap “Sabat”. Berhenti pada Allah di Surga. Konsep Sabat bukan terfokus pada berhenti bekerja, melainkan berhenti mengerjakan apapun selain pekerjaan Allah.
Kristus adalah inti bijaksana, ketika Ia mampu untuk bertahan selalu diatas jalan kehendak Allah Bapa di surga. Dan inilah yang menjadi arti bijaksana bagi kita manusia. Ketika seluruh dunia ini dengan arusnya terus membawa kita, bagaimana kita mampu berjalan hanya sesuai kehendak Allah saja.
Seringkali kita gagal mengartikan bijaksana dan berkata ‘jangan terlalu strict’, saat ini jangan melakukan yang ini, saat ini berkompromi dengan yang ini. Kristus selama hidupnya tidak pernah terkecoh dengan kesalahpahaman ini.
Keselamatan adalah ketika kita bisa bertahan dalam keadaan sesulit apapun, kesengsaraan apapun, kita bisa bertahan untuk tetap berjalan hanya sesuai kehendak Allah.
Kristus adalah pusat Wahyu dari apapun. Allah mewahyukan diri dalam segala hal. Dan di dalam seluruh hidup kita, Allah lah yang sedang bekerja, di dalam seluruh keberadaan dunia ini, Allah yang menopangnya untuk menyatakan ke Maha-Kuasaannya.
Keselamatan adalah ketika kita mampu melihat Allah dalam seluruh hidup kita, kita mampu melihat Allah bekerja dalam hidup kita dalam segala pekerjaan kita, dan kita mampu nantinya menyerahkan seluruh credits yang kita pikir milik kita, dan menyadari bahwa Tuhan yang sedang berkarya.
Ketika kita bisa melihat Allah di dalam setiap yang kita lakukan, ketika kita sanggup melakukannya, maka kita mampu menguasai diri kita, untuk menjadi manusia yang sejati, manusia yang menjalankan kehendak.
Kristus adalah klimaks imago Dei, dimana seharusnya menjadi titik teladan, standar kita sebagai manusia yang diciptakan sebagai gambaranNya.
Kita tidak menjadi manusia yang mencuri kemuliaan Allah, kita tidak menjadi manusia yang otonom. Karena itulah kita mampu menaklukan diri kita menjadi Imago Dei, sebuah gambar dan rupa dari peta Allah, yang hanya ada karena Allah.
Kita perlu sadar, di tengah” kemampuan kita menjalani hidup dengan baik, Tuhanlah yang bekerja di baliknya. Manusia hanyalah bayangan Allah, yang mana kalau Allah tidak menopang, kita tidak bisa apa”.
Kita seringkali berpikir kita lebih pintar dari sebenarnya, dan kita tidak lagi menjadi gambar Allah. Disitulah titik kehancuran kita.
Kristus adalah nuklir kebenaran, satu”nya sumber yang bisa kita look up to saat menentukan segala tafsiran-tafsiran. Betapa indahnya hidup ini apabila kita tau bahwa kita senantiasa menjalaninya dengan benar.
Keselamatan adalah ketika seluruh hidup kita dapat dikembalikan kepada kebenaran Allah. Ketika kita terlepas dari kekosongan diri sebagai wadah kebenaran yang seharusnya diisi, disitulah kita selamat.
Keselamatan adalah ketika kita mampu berdiri di atas kebenaran, berjalan di atas kebenaran. Dan segala ini hanya karena belas kasihan Kristus, ketika kita bisa mengetahui kebenaran, kita bisa berada di dalam kebenaran, kita bisa bekerja di dalam kebenaran, bahkan kita bisa memperjuangkan kebenaran itu. Inilah sukacita yang sejati, Keselamatan yang sejati.
Keselamatan adalah Dimana hidup ini dipakai dihadapan Tuhan sebagai manusia, untuk menyatakan kebenaran. Bukan ketika nanti kita masuk surga, melainkan ketika kita hidup dari sekarang, selangkah demi selangkah, menjadi manusia yang mengembalikan seluruh hidupnya pada Tuhan.
GRII FIRES, 29 September 2018 | Pdt. Edward Oei
Kej 1:26-31
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
Manusia diberi kuasa atas ciptaan” lain
Diciptakan laki” dan perempuan
Beranak cuculah dan bertambah banyak
Penetapan Allah bagi manusia dan manusia dituntut untuk menaatinya
Keselamatan di dalam Kristus mencakup kelima hal ini, bukan semata” Hanya percaya dan masuk surga, tapi lahir menjadi manusia baru seturut yang Allah mau pada mulanya.Penginjilan tidak sama dengan ‘salesman surga’, membawa orang hanya melihat surga dan nanti masuk surga.
Manusia diciptakan sebagai gambar dan rupa, yang merepresentasikan Allah.
Keselamatan adalah bagian dari perjalanan hidup kita, yang menuntut perubahan dari melawan Allah, kembali kepada Allah. Keselamatan mengembalikan manusia kepada design awal sebagai representatif dari Allah. Orang Yahudi menjunjung Tinggi nilai ini. “Kami adalah Umat Allah”. Yang mewakili Allah di dalam dunia ini, tidak ada satu pun bangsa umat lain yang dipilih Allah. Hanya Kami. Mereka membawa identitas ini kemanapun mereka pergi, dan mereka bangga karenanya.
Apakah kita sampai hari ini masih punya kebanggan yang sama?
Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, kita tidak lagi merasa perlu merepresentasikan Allah. kita hanya menjadi representatif diri kita sendiri. Bahkan kita rela untuk menunjukkan keinginan kita, memperjuangkan yang kita mau. Tapi kita tidak sanggup lagi merepresentasikan Allah. Untuk menjadi orang kaya, kita rela diperbudak puluhan tahun. Demi ambisi kita, demi prestige kita. Belajar dan memaksa untuk mengerti studi. Tapi kita tidak rela untuk berjuang mengenal Tuhan dan Firmannya.
Keselamatan ini yang pertama” akan mengembalikan kita kepada kemuliaan Allah. Mengembalikan kebanggaan kita sebagai representasi Allah di dunia. Walaupun bagi dunia ini bodoh dan memalukan, bagi kita adalah kebanggaan menyatakan bahwa kita adalah umat Allah.
2. Manusia diciptakan untuk berkuasa atas alam
Berkuasa atas alam adalah berbicara atas alam. Bahwa manusia tidak tunduk kepada alam, tidak tunduk pada dunia. Dan Hanya tunduk pada AllahHari ini kita tunduk pada dunia, dan memperalat Allah untuk mendapatkan dunia. Inilah kerusakan kita manusia berdosa. Kita takut uang hilang, kita takut kepintaran kita hilang, kita takut kesehatan kita hilang. Tapi kita tidak takut kehilangan Allah. Kita tidak gelisah kalau relasi dengan Allah menjauh.Keselamatan melepaskan kita dari ikatan dunia ini, cara pandang dunia ini, dan kembali kepada Allah.Kita terlalu gelisah untuk melihat alam ini, melihat dunia ini, bahkan ketika kita gagal untuk mengenal alam, kita malu dan merasa terhina. Kita takut menerima kenyataan bahwa kita tidak mengenal alam. Tapi kita tidak gelisah kalau kita tidak mengenal Allah. Keselamatan membuat kita kembali gelisah untuk mengenal Allah. Keselamatan mengembalikan kuasa sebagai anak” yang tunduk, dan berelasi dengan Allah, sehingga bisa menaklukan alam ini. 3. Manusia diciptakan laki” dan perempuan.Hal ini membicarakan relasi antara Tuhan dan jemaatnya. Diciptakannya laki” dan perempuan mumpunyai fungsi masing”. Dalam keselamatan, kita mengerti kedua fungsi ini untuk menyatakan bahwa kita mempunyai relasi dengan Kristus yang begitu indah dan penuh cinta kasih.Bicara diciptakannya laki” dan perempuan bukan membicarakan love, sex, and dating. Melainkan berbicara bagaimana Kristus sebagai mempelai pria, dan kita sebagai mempelai wanitanya menyatakan cinta kasihnya pada kita.Itulah yang nantinya menjadi kebanggaan kita di dunia ini ketika kita berdiri di tengah dunia untuk menyatakan relasi kita dengan Kristus.4. Manusia diciptakan mampu untuk beranak cucu dan bertambah banyak.Bukan Hanya secara biologis, tetapi juga secara iman. Di dalam perjanjian baru Yesus memberikan perintah ‘pergilah, jadikanlah semua bangsa milikku. Ini adalah perintah yang sama. Arti perintah ini sesungguhnya.Yang penting bukan punya anak biologis, melainkan anak” rohani. Kita harus membawa iman kita terus kepada orang” yang belum terlahir kembali. Kalau kita mempunyai anak biologis dan kita tidak mampu meneruskan iman kita, kita belum mengerjakan perintah Tuhan ini.Keselamatan mengubah fokus kita untuk di dalam setiap relasi kita dengan manusia, kita bertujuan untuk beranak cucu. Boleh menjadi alat di tangan Tuhan, membangkitkan umat pilihan Tuhan, meneruskan iman di dunia ini.Maka ini mencakup seluruh dan segenap hidup kita. Paulus mengatakan “Perhatikan hidupmu”, karena hidup kita adalah pernyataan kepada manusia. Beginilah umat Allah yang telah diselamatkan.5. Manusia dianugerahkan penetapan untuk kita boleh menaatinya. Penetapan Allah, Tuhan berikan hanya untuk kita, dan menuntut kita untuk menaatinya. Ini adalah sebuah privilege yang hari ini kita malah tertekan mendapat anugerah ini. Tuhan memberikan kita penetapan kehendaknya hanya kepada umat pilihanNya untuk menaatinya. Kita tidak melihatnya sebagai special ‘Gift’, melainkan special ‘Curse’Di dalam keselamatan kita akan mengucap syukur atas anugerah ini, dan akan disempurnakan saat nanti kita di surga.Hidup kita yang bisa taat pada kehendak Tuhan di dunia ini, adalah pelatihan spesial dan penggambaran akan bagaimana surga nantinya. Di surga, keselamatan ini mengembalikan peran manusia untuk sepenuhnya Taat dalam segala penetapan Allah.Ini adalah special gift yang dikerjakan oleh Roh Kudus di dalam diri kita, untuk kita dapat mengerti FirmanNya, dan kita dapat mengenalnya. Dan di dalam keselamatan, kita akan menikmati proses perjalanan ini untuk mencapai kesempurnaan menaati ketetapan Allah nantinya. Di dalam keselamatan, Ada suatu kebanggaan dan kesadaran akan identitas kita sebagai Umat Allah. Ada suatu kuasa di atas alam karena tunduk dibawah Allah pencipta. Ada suatu kebanggan untuk menyatakan relasi kita dengan Kristus sebagai jemaatnya. Ada sukacita dan syukur dalam mengerjakan ketaatan dalam ketetapan Allah, karena kita adalah umat Allah yang diselamatkan dengan darah Anak Tunggal allah.Mari kita menghidupi keselamatan dengan konsep yang benar.
GRII FIRES, 12 Oktober 2018 | Pdt. Edward Oei
Dunia ini ditaklukan oleh manusia pun di bawah kehendak Allah. Manusia berada di dunia ini sebagai wakil Allah. Sebagai penyampai isi hati Tuhan diwujudkan di dunia ini, karena itulah manusia diberikan Nyawa sehingga ia boleh beribadah kepada Allah, menerima isi hati Tuhan, sehingga dapat membawa dunia ini kepada Kemuliaan Tuhan. Inilah fungsi manusia yang sebenarnya.
Tapi di dalam dosa, keberadaan dia sebagai gambar dan rupa Allah dibutakan sehingga ia tidak lagi bisa melakukan fungsi itu. Sehingga manusia yang pandangannya kabur hanya bisa melihat kulitnya, bahwa Saya adalah makhluk yang ber rasio dan moral. Dan manusia pun mencari apa yang benar bagi dirinya, dan melakukan apa yang baik bagi dirinya. Hal ini tercatat dalam kejadian Hawa yang melihat Buah itu baik untuk dimakan. Disinilah kegagalan total manusia.
Tapi Tuhan Yesus mengembalikan kita sebagai manusia bukan hanya ke dalam surga, melainkan kembali kepada seluruh fungsi manusia dari design awal. Inilah keselamatan Itu. Kristus memberikan kita:
Jalan Spiritual.
Dia satu” nya jalan bahwa kita bisa kembali kepada Bapa. Bagaimana dosa ditanggungkan kepada Kristus. ‘En Christos’, di dalam Kristus, kita bisa taat dan dibenarkan. Bukan kita sendiri yang sudah dibenarkan dan kita bisa hidup berjalan lebih tegak dari orang” yang tidak percaya. Karena apapun keberdosaan mereka pun ada di dalam kita.
Kita bukan telah diputihkan dan disucikan kalau kita minta ampun dan Tuhan mengampuni kita. Ini adalah kesalahan pemikiran yang besar. Kita ada di dalam Kristus sehingga kita dilihat benar oleh Bapa. Bukan karena kita. Tapi karena kita berada di dalam Kristus.
Kita boleh kembali kepada Bapa di dalam seluruh relasi kita, karena ini adalah relasi yang pertama kali hilang di dalam kejatuhan pada dosa.
Karena itu kalau berbicara Sudah diselamatkan, pertanyaan pertama adalah adakah kerinduan dia, keinginan dia untuk kembali kepada relasi yang telah dipulihkan itu?
Di dalam kita melakukan perjamuan kudus, bisakah kita merasakan kehendak Bapa relasi di dalam Kristus, dimana dikerjakan melalui Roh Kudus?
Kedualatan Allah di dalam keselamatan dikerjakan oleh Tuhan, dimana kita mengatakan kita kembali kepada kemuliaan Bapa, bukan karena kita yang minta. Tapi Tuhan yang berbaik hati dan kerelaannya yang membawa kita kembali. Kita tidak tau kapan Roh Kudus bekerja di dalam kita. Dan inilah yang seharusnya kita rasakan di dalma perjamuan Kudus.
Di dalam kita meminum anggur ini, Roh Kudus sedang mengangkat kit anaik ke hadiratnya sehingga kita bisa kembali merasakan relasi dengan Bapa. Ada suatu sukacita bahwa ‘Saya sedang berhadapan dengan Bapa’, karena kita ada di Dalam Kristus.
Ketika kita melakukan perjamuan kudus, mintalah anugerah Roh Kudus dan di dalam Kristus dan kedaulatan Bapa, kita dibawa diangkat kembali berelasi kepada Bapa.
Di sinilah konsistensi teologia Reformed. Di dalam kita diselamatkan, sekali selama-lamanya, kembali kepada relasi dengan Bapa di surga.
2. Jasmani
Kita bertemu dengan kehendak Bapa di dalam diri kita, yang dikerjakan Allah di dunia ini. Sehingga apa yang Tuhan kehendaki di dalam hidup kita, dan apa yang terjadi di dunia ini, itu adalah hal yang aligned.
Ketika kita bergumul akan kehendak Tuhan, dan kita beriman akan pergumulan kita, pada saat hal itu terjadi, maka disanalah konfirmasi akan kehendak Allah itu, karena kehendak Allah itu pasti yang terjadi.
Revolusi Industri 4.0, mesin mengontrol dan mengoptimasi dirinya sendiri. Dimana manusia berdiri? Apa kerja manusia? Ketika manusia tidak lagi bekerja, maka ia akan hidup untuk apa?
Seharusnya ketika manusia belajar dan bekerja menuju panggilan Tuhan, bertemu dengan kebenaran yang membawa pada panggilan itu, ada sukacita yang tertinggi di dalamnya. Tanpa peduli bisa dapat uang berapa, power sebagaimana.
Saya boleh kembali pada ‘the original plan’ of God, dan kembali pada rencana Allah.
Keselamatan inilah yang seharusnya kita alami hari demi hari, kita diciptakan untuk peka akan kehendak Allah dan menjalankan satu per satu, dan hidup kita pun tidak diisi dengan sampah dan kekosongan belaka. Inilah ketika kita terbuka matanya bahwa hidup ini untuk bertemu kebenaran apa yang menjadi isi hati Tuhan ketika Ia menciptakan kita.
Disitulah kita boleh kembali menjawab Allah, dan bertemu dengan Allah.
Keselamatan yang utuh berbicara seluruh hidup saya kembali kepada rencana awal Bapa di surga. Bukan nanti kapan” saya ke surga. Kristus datang supaya kita punya possibility untuk kembali bertemu kepada Allah di dalam hidup kita di tengan” dosa.
Setiap ada kesempatan, pikirkanlah ‘apa yang bisa saya kerjakan yang belum saya kerjakan? Apa yang bisa saya kembangkan tapi belum saya kembangkan? Menjadi manusia yang diselamatkan oleh Allah.
Orang yang diselamatkan akan merindukan Allah, mencari Firman yang tidak pernah cukup. Mengembangkan diri dalam mencari kebenaran itu menjadi kerinduan kita. Kita seharusnya bersukacita ketika mendapatkan kebenaran, bukan kekosongan hura” yang sia”. Keselamatan membawa kita pada hidup yang bermakna, yaitu hidup yang menyatakan kita tunduk kepada rencana Bapa.
Marilah kita menyatakan pada dunia, kalau kita adalah orang yang sungguh telah diselamatkan Oleh Kristus.
Comments